Senin, 26 Oktober 2009

Cat Tenaga Surya

Tinta silikon, cat tenaga surya

Sekretaris bagian energi Amerika Serikat (AS), Steven Chu suatu saat menyarankan agar memulai mengecat atap dengan warna putih untuk memerangi perubahan iklim. Sekarang, sudah tersedia juga cat untuk mengumpulkan energi matahari lho! Cat itu dinamakan cat silikon. Seperti yang dikutip dari cnet.com, U.S. National Renewable Energy Laboratory mengatakan bahwa penggunaan teknologi sel tenaga surya ini menunjukkan catatan efisiensi konversi sebanyak 18 persen. Hasil ini telah diverifikasi kebenarannya oleh The Fraunhofer Institute di Jerman.

Innovalight Inc. bekerja sama dengan JA Solar Holdings Limited untuk memperdagangkan generasi berikutnya dari penangkap sinar matahari dengan memakai tinta (karena silikon secara kimia dapat dirubah menjadi likuid/cairan). Tidak seperti perusahaan lain yang memproses silikon sebagai material solid atau gas, Innovalight menggunakan cara baru ini (silikon dalam bentuk cair). Daripada membuat dan menjual panel sel surya, Innovalight merubah strateginya dalam 9 bulan terakhir ini untuk fokus membuat tinta silikon, kata Conrad Burke, CEO Innovalight. Teknologi ini dijual kepada perusahaan-perusahaan pembuat sel surya.

Innovalight mengatakan hasil proses adalah sangat efisien menghasilkan sel surya ultra tipis, waktu produksi lebih cepat dua kali lipat dibandingkan dengan teknologi konvensional.

sumber : erabaru.net

Asteroid Terbesar Kedua Diidentifikasi Sebagai Purwarupa Planet

Asteroid terbesar di dalam Sistem Bimasakti sebenarnya adalah purwarupa planet, satu blok yang sedang berkembang menjadi planet sesungguhnya yang lebih besar, demikian hasil satu studi. Beberapa peneliti di University of California, Los Angeles (UCLA), membuat kesimpulan tersebut setelah menggunakan teleskop Antariksa Hubble untuk mempelajari Pallas, asteroid terbesar kedua di dalam Sistem Bimasakti, kata studi tersebut, yang disiarkan di dalam jurnal "Science", terbitan Oktober.

Pallas, yang namanya diambil dari nama Dewi Yunani, Pallas Athena, berada di sabuk utama asteroid antara orbit Jupiter dan Mars. Menurut teori pembentukan planet, purwarupa planet adalah awan partikel gas, batu dan debu yang berada dalam proses pembentukan satu planet. Purwarupa planet agak berada di jalur masing-masing orbit lain, sehingga terjadi benturan dan secara berangsur membentuk planet yang sesungguhnya.

Dengan gambar Hubble, Schmidt mengatakan ia dan rekannya dapat membuat pengukuran baru mengenai bentuk dan ukuran Pallas. Mereka dapat melihat permukaannya memiliki daerah gelap dan cerah, yang menunjukkan benda yang kaya akan air tersebut mungkin telah mengalami perubahan internal dengan cara yang sama yang dilalui planet. "Itu lah yang membuatnya lebih mirip planet -- variasi warna dan bentuk bulat sangat penting sepanjang yang kami pahami, adalah objek dinamis atau benda itu telah memiliki ukuran yang persis sama sejak terbentuk.objek yang dinamis." Untuk pertama kali, Schmidt mengatakan ia dan rekannya juga melihat tempat tabrakan besar di Pallas. Mereka tak dapat memastikan apakah itu adalah kawah, tapi depresinya memang menunjukkan sesuatu yang penting lain: bahwa itu dapat membawa kepada keluarga kecil asteroid Pallas yang mengorbit di antariksa.

Pikiran dan Materi

Sebuah teori baru tentang hubungan antara pikiran dan materi.

Menurut ilmuwan Dr. Joe Dispenza, setiap kali kita belajar atau mengalami sesuatu yang baru, ratusan juta neuron (sel syaraf) menyusun ulang dirinya sendiri. Peneliti tersebut dikenal di seluruh dunia karena teori inovatifnya tentang hubungan antara pikiran dan materi. Tapi mungkinkah ia telah mengetahui semua ini pada kehidupan sebelumnya dan kini hanya mengingatnya kembali? Dr. Dispenza mungkin cukup terkenal sebagai salah satu ilmuwan yang ditonjolkan dalam drama kisah nyata 2004 "What the Bleep Do We Know." Karyanya telah membantu mengungkap karakteristik luar biasa dari pikiran dan kemampuannya untuk menciptakan sambungan sinaptis - dengan secara hati-hati memusatkan perhatian.

Apa yang terjadi ketika kita punya pengalaman baru? Suatu sambungan sinaptis terbentuk dalam otak kita. Dengan setiap sensasi, penglihatan atau emosi yang tidak pernah tereksplorasi sebelumnya, suatu proses yang tak terelakkan mengambil alih - pembentukan hubungan baru antara dua dari 100 ribu juta lebih sel-sel otak tidak dapat terhindarkan. Untuk membuat jejak abadi dalam pikiran kita, fenomena ini perlu memfokuskan penguatan untuk membawa perubahan yang nyata. Jika pengalaman tersebut berulang dalam waktu yang relatif singkat, maka sambungannya akan menjadi lebih kuat. Jika interval antar pengalaman baru tidak terjadi lagi dalam waktu yang lama, maka sambungan tersebut bisa menjadi lemah atau hilang.

Ilmu pengetahuan percaya bahwa otak kita adalah statis dan terprogram, dengan sedikit kemungkinan berubah. Namun, penelitian terbaru dalam ilmu saraf telah menemukan bahwa pengaruh setiap pengalaman jasmani dalam organ pemikiran kita (dingin, ketakutan, kelelahan, kebahagiaan) bekerja untuk membentuk otak kita.

Jika angin sejuk mampu mengangkat semua bulu pada lengan seseorang, adalah pikiran manusia yang mampu menciptakan sensasi serupa dengan hasil yang identik? Barangkali mampu lebih banyak lagi.

"Bagaimana jika, hanya dengan berpikir, kita membuat chemistry internal kita bertemu di luar kisaran normal begitu sering sehingga sistem pengaturan-diri tubuh akhirnya mengubah keadaan abnormal ini sebagai keadaan biasa?" tanya Dispenza dalam bukunya di tahun 2007, "Evolve Your Brain , The Science of Changing Your Mind." "Ini merupakan proses yang halus, tapi mungkin kita tidak pernah memberinya banyak perhatian hingga kini. "

Ketika kita berpikir demikian! Dispenza berpendapat bahwa otak tidak mampu membedakan antara sensasi fisik nyata dan pengalaman internal, sehingga mungkin menipu otak kecerdasan kita berbalik kembali pada kondisi kesehatan yang buruk ketika pikiran kita secara kronis terfokus pada pikiran-pikiran negatif.

Para ilmuwan selama bertahun-tahun telah meneliti cara-cara pikiran mendominasi materi. Dari efek plasebo (di mana seseorang merasa lebih baik setelah minum obat palsu) hingga ke praktisi Tummo (suatu praktek dari agama Buddha Tibet di mana orang benar-benar berkeringat ketika bermeditasi pada suhu di bawah nol), pengaruh dari porsi "spiritual" seseorang atas diri fisik tak terbantahkan menantang konsep pemikiran tradisional di mana materi diatur oleh hukum-hukum fisika, dan pikiran hanyalah produk sampingan dari interaksi antar neutron.

Di luar dugaan

Penyelidikan Dr. Dispenza's berawal dari masa kritis dalam hidupnya. Setelah tertabrak mobil saat mengendarai sepeda, para dokter menegaskan bahwa Dispenza perlu sebagian vertebra-nya (ruas tulang belakang) dipadukan agar berjalan lagi - prosedur yang mungkin akan menyebabkan ia sakit kronis selama sisa hidupnya.

Namun, Dispenza, yang seorang chiropractor (orang yang menyembuhkan penyakit dengan pengobatan tulang punggung), memutuskan untuk menantang ilmu pengetahuan dan benar-benar mengubah keadaan cacatnya melalui kekuatan pikirannya - dan ternyata berhasil. Setelah sembilan bulan program terapi yang terfokus, Dispenza berjalan lagi. Didorong oleh keberhasilan ini, ia memutuskan untuk mengabdikan hidupnya guna mempelajari hubungan antara pikiran dan tubuh. Bermaksud menjelajahi kekuatan pikiran untuk menyembuhkan tubuh, "dokter otak" itu telah mewawancarai puluhan orang yang mengalami apa yang para dokter sebut "remisi spontan." Mereka merupakan individu dengan penyakit serius yang telah memutuskan untuk mengabaikan pengobatan konvensional, namun telah sepenuhnya sembuh.

Dispenza menemukan bahwa subyek ini semua memberikan suatu pemahaman bahwa pikiran mereka menentukan keadaan kesehatan mereka. Setelah mereka memusatkan perhatian pada mengubah pemikiran mereka, penyakit mereka secara ajaib terpecahkan. Fenomena ini serupa dengan orang-orang yang telah melakukan latihan sejati Falun Dafa dan bisa pulih seumur hidup, melemahkan penyakit. Paragraf berikutnya membuktikan lebih lanjut prinsip-prinsip efektif yang dijabarkan dalam latihan Falun Dafa, sebagaimana yang diajarkan Master Li kepada para pengikutnya. Dr. Dispenza menjelaskan proses tersebut dari sudut pandangnya.

Kecanduan emosi

Demikian pula, Dispenza menemukan bahwa manusia sebenarnya memiliki kecanduan tanpa sadar terhadap emosi tertentu, negatif maupun positif. Menurut penelitiannya, emosi mengutuk seseorang berperilaku berulang, mengembangkan suatu "kecanduan" terhadap kombinasi zat kimia spesifik bagi setiap emosi yang membanjiri otak dengan frekuensi tertentu. Tubuh merespons emosi ini dengan bahan kimia tertentu yang pada gilirannya mempengaruhi pikiran untuk memiliki emosi yang sama. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa orang yang ketakutan adalah "kecanduan" dengan perasaan takut. Dispenza menemukan bahwa ketika otak pada individu seperti itu mampu membebaskan diri dari kombinasi kimia ketakutan, reseptor (sel yang peka rangsangan) otak untuk unsur semacam itu sama-sama terbuka. Hal yang sama berlaku untuk depresi, kemarahan, kekerasan, dan nafsu lainnya. Lagi-lagi ini membuktikan bahwa kita benar-benar seperti yang kita pikirkan.

Banyak yang skeptis terhadap penemuan Dispenza, meskipun kemampuannya untuk menunjukkan bahwa pikiran dapat mengubah kondisi fisik seseorang. Umumnya dianggap sebagai genre pseudo-science, teori "meyakini realitas sendiri" tidak terdengar ilmiah. Tetapi ilmu pengetahuan seperti sekarang ini - bahwa apa yang tidak dapat dibuktikan melalui studi double-blind tidak diterima, meskipun menyajikan suatu kenyataan. Ilmu pengetahuan mungkin tidak siap untuk mengakui bahwa fisik dapat diubah melalui kekuatan pikiran, tetapi Dr. Dispenza dan lainnya meyakinkan kita bahwa proses itu terjadi.

Saya menemukan komentarnya, "Kita tidak perlu menunggu ilmu pengetahuan untuk memberi kita izin melakukan hal yang luar biasa, atau melampaui apa yang telah kita beritahukan adalah mungkin. Jika kita lakukan, kita membuat ilmu pengetahuan menjadi bentuk lain dari agama. Kita harus maverick (organisasi inkonvensional); kita harus berlatih melakukan hal yang luar biasa. Ketika kita menjadi konsisten dalam kemampuan kita, kita secara harfiah sedang menciptakan ilmu pengetahuan baru."

Indera Keenam Ikan Listrik

Anda mungkin pernah mendengar tentang kemampuan echolocate dari kelelawar dan lumba-lumba, suatu alat navigasi dengan mengeluarkan suara dan menerima gema dari gelombang suara tersebut. Ikan listrik melakukan hal serupa - mereka menghasilkan medan listrik di sekeliling tubuh mereka dan mendeteksi distorsi (penyimpangan) dalam medan yang dibuat obyek-obyek di dekatnya. Banyak ikan dapat mendeteksi medan listrik, tapi hanya ikan listrik yang bisa menghasilkan medan listrik. Mereka terdapat dalam lautan dan perairan segar Afrika dan Amerika Selatan. Ikan listrik meliputi spesies ikan pari, knifefish, ikan bersirip pari, ikan gajah, dan catfish, tetapi tidak semua anggota taksa (kelompok spesies sejenis) ini adalah ikan listrik. Bagaimana dengan belut listrik? Mereka sebenarnya bukan belut tetapi semacam knifefish.

Setiap ikan listrik memiliki organ listrik di bagian ekor, yang kadang-kadang meluas ke seluruh tubuh. Organ ini terdiri dari sel-sel otot yang diubah sehingga menghasilkan sinyal-sinyal listrik, yang dikenal dengan electrocytes. Knifefish listrik, Sternopygus macrurus, dikenal memancarkan sinyal-sinyal listrik dengan kecepatan 100 kali per detik. Bentuk sinyal-sinyal "medan seragam yang mengelilingi ikan tersebut, jenis seperti gelembung listrik," kata Dr. Michael Markham, seorang profesor di University of Texas.

Electroreceptor listrik pada kulit ikan dapat mendeteksi distorsi terhadap medan listrik yang diciptakan oleh benda-benda di dekatnya, dan dengan itulah, pada malam hari dan di air keruh di mana mereka sering hidup, ikan listrik berusaha mengenali dunia mereka, bernavigasi melalui ini, mencari mangsa , dan mewaspadai keberadaan pemangsa mereka. "Ikan listrik di dekatnya dapat mendeteksi medan listrik satu sama lain," Jantan akan memodulasi kecepatan atau bentuk gelombang sinyal listrik untuk 'pamer' kepada betina atau untuk mengintimidasi saingan jantan lainnya."

Karena membutuhkan banyak energi untuk menghasilkan sinyal-sinyal listrik, Markham dan rekan-rekannya memulai suatu penelitian menyelidiki bagaimana ikan listrik menghemat energi dengan memvariasikan tegangan sinyal dalam keadaan yang berbeda. Mereka menemukan bahwa pada malam hari, atau ketika mereka terlibat dalam interaksi sosial di siang hari, Sternopygus macrurus menghasilkan sinyal yang voltasenya lebih kuat 40 persen dibanding waktu lainnya.

Saluran ion mengatur pergerakan ion-ion (dan dalam kasus ini, ion-ion natrium yang bermuatan positif) ke dalam sel mengikuti gradien elektrokimia. "Dengan mengurangi kekuatan sinyal pada siang hari, ikan-ikan tersebut menghemat energi karena ion bermuatan yang lebih sedikit harus bergerak maju-mundur melintasi membran sel," Namun, belum diketahui apakah, ketika berbagai ikan listrik berada dalam jarak dekat hanya satu dari mereka yang akan menghasilkan medan listrik sehingga yang lainnya dapat menghemat energi, kata Markham.

sumbe : erabaru.net

Software EFIT-V Untuk Membantu Saksi Mengingat Penjahat

Penjahat semakin kesulitan menyembunyikan wajah mereka, berkat software terbaru bernama EFIT-V yang membantu saksi mengingat dan mengenali tersangka dengan menggunakan prinsip-prinsip yang dipinjam dari bidang optik dan genetika. Christopher Solomon dari University of Kent di Canterbury, Inggris memperkenalkan sebuah software, yang disebut sistem EFIT-V, pada rapat tahunan Optical Society's (OSA), yang berlangsung 11-15 Oktober 2009 di San Jose, California Software ini sedang digunakan oleh 15 departemen kepolisian di Inggris dan 6 negara- Eropa lainnya, termasuk Perancis dan Swiss. Dalam uji coba lapangan yang dilakukan oleh kepolisian Derbyshire, hasilnya dua kali lebih mudah dibandingkan indentifikasi tersangka dengan metode tradisional.

Penegak hukum di seluruh dunia menggunakan pelukis yang menggambar sketsa yang menyatukan bagian-bagian wajah. Saksi kunci menjelaskan ciri-cirniya - seperti rambut panjang, ukuran hidung atau bentuk dagu - dan pelukis menggabungkan ciri-ciri tersebut untuk membuat sebuah gambar wajah. Beberapa departemen kepolisian kini memiliki software yang mengikuti pendekatan yang sama seperti para pelukis sketsa ini lakukan, menciptakan susunan wajah menggunakan database dari ciri-ciri yang diingat oleh saksi. Masalah dari pendekatan ini, kata Solomon, adalah tidak memperhitungkan bagaimana ingatan yang sebenarnya bekerja.

Softwarenya sendiri menghasilkan wajah-wajah untuk menyesuaikan dengan ingatan saksi, dan software itu semakin dimuktahirkan. Saksi memulai dengan menggambarkan deskripsi umum seperti, "Saya ingat seorang anak laki-laki kulit putih dengan rambut hitam." Kemudian sembilan komputer menghasilkan wajah berbeda-beda yang kira-kira cocok dengan deskripsi yang dihasilkan, dan saksi mengidentifikasi perbandingan terbaik dan terburuknya. Software tersebut menggunakan ciri yang terbaik sebagai template untuk secara otomatis menghasilkan sembilan wajah baru dengan sedikit perbedaan ciri-ciri, berdasarkan apa yang dipelajari dari wajah ditolak. Perhitungan matematis yang mendasari software ini diambil dari pengalaman Solomon menggunakan optik untuk menggambar turbulensi di atmosfer pada tahun 1990-an.

Software ini mengintegrasikan pendekatan dengan algoritma genetika interaktif yang mengubah ciri-ciri berdasarkan pada prinsip-prinsip yang dipinjam dari evolusi. Karakteristik seperti ukuran hidung dan bentuk dagu direpresentasikan sebagai matematika gen yang bermutasi. Saat ciri berubah, pilihan saksi memandu evolusi bentuk wajah. Peneliti lain telah menggunakan algoritma genetika interaktif yang sama untuk melatih komputer untuk mengomposisi musik, kata Solomon, dengan memilih kombinasi yang pas. Algoritma genetik juga telah digunakan dalam industri otomotif untuk menyesuaikan tampilan tubuh pekerja.

Satu keuntungan dari teknik ini, kata Solomon, adalah hal itu dapat digunakan pada saksi-saksi yang tidak ingat detail tersangka - tetapi mengatakan mereka akan ingat wajah jika mereka melihatnya lagi. Biasanya, polisi pelukis sketsa tidak bisa bekerja dengan orang-orang ini. Dengan menekankan pada pengakuan bukan pada ingatan, " Sistem EFIT- V terbukti cukup efektif bahkan ketika saksi mengatakan mereka tidak dapat menggambarkan orang tersebut," kata Solomon. Software sekarang mulai diarahkan menuju Amerika Serikat, dimana digunakan oleh para peneliti di universitas. Di masa depan, Solomon berharap untuk bermitra dengan perusahaan AS yang sesuai dengan pasar dan teknologi bagi departemen kepolisian.

sumber : erabaru.net

Cara Kerja Kipas Angin Tanpa Baling-baling “Dyson”

James Dyson, penemu vacuum cleaners tanpa kantong, kini telah mempunyai penemuan baru: kipas angin tanpa baling-baling. Kipas angin ini mendorong 119 galon udara perdetik. Tidak seperti kipas angin biasa yang mengandalkan baling-baling yang berputar untuk “menangkap” udara dan menghembuskannya ke depan, teknologi kipas angin tanpa baling-baling ini menggunakan prinsip aliran udara model seperti sayap pesawat terbang.

Udara ditarik masuk ke dalam dasar silinder mesin oleh sebuah motor kecil, kemudian alat pendorong motor itu mendorong udara ke dalam lubang yang berongga dan kemudian lewat sebuah celah, menyapu seluruh bagian lubang. Udara kemudian dipercepat alirannya melalui sebuah lingkaran besar, yang disebut loop amplifier. Video ini mengilustrasikan teknologi aliran udara tersebut : http://www.youtube.com/watch?v=ezK2GdfxnyY&feature=player_embedded

Ada beberapa keuntungan-keuntungan di dalam menggunakan teknologi ‘Air Multiplier’:

- Karena tidak ada bagian yang berputar kencang (yang dapat berbahaya jika disentuh), maka tidak perlu ada kawat pelindung.

- Tidak perlu sering-sering dibersihkan karena tidak ada baling-balingnya

- Pengatur kekencangan bisa menggunakan dimmer (seperti saklar putar pengatur terang/redupnya lampu)

Di dalam sebuah wawancara dengan Dyson, ia mengatakan: “Saya selalu kecewa dengan kipas angin biasa. Baling-baling yang berputar memotong aliran udara, menyebabkan suara mengganggu. Selain itu susah dibersihkan dan anak-anak selalu ingin memasukkan jari-jari mereka melalui lubang-lubang kawat. Jadi kami mengembangkan sebuah jenis kipas angin baru yang tidak menggunakan baling-baling.”

sumber :
erabaru.net

Ilmuwan Eropa Temukan 32 Planet Baru

Astronom-astronom Eropa mengumumkan telah menemukan 32 planet baru yang mengorbit sejumlah bintang di luar sistem tata surya kita, Senin (19/10) kemarin. Hasil temuan itu menunjukkan bahwa 40 persen atau lebih dari bintang seperti Matahari memiliki planet-planet semacam itu. Planet-planet itu memiliki ukuran mulai dari sekitar lima kali Bumi hingga lima kali Yupiter, kata mereka. Sejumlah planet lain juga telah ditemukan dan para astronom itu berjanji akan mengumumkan hal itu akhir tahun ini.

Penemuan terakhir itu membuat jumlah planet yang ditemukan di luar sistem tata surya kita menjadi sekitar 400, kata Stephane Udry, dari Observatorium Jenewa di Swiss. "Lebih dari 40 persen bintang seperti Matahari memiliki planet-planet dengan massa rendah," Tim astronom itu menggunakan spektrograf HARPS (Pencari Planet Kecepatan Cahaya Akurasi Tinggi) yang dipasang pada teleskop 3,6 meter Observatorium Selatan Eropa (ESO) di La Silla, Chile.

Spektrograf itu tidak menggambarkan planet-planet tersebut secara langsung namun ilmuwan bisa menghitung ukuran dan massanya dengan mendeteksi perubahan kecil pada getaran bintang yang ditimbulkan oleh tarikan gravitasi kecil planet. Para astronom ingin menemukan planet-planet seperti Bumi karena ini merupakan tempat yang paling memungkinkan untuk menopang kehidupan. HARPS telah menemukan 75 planet yang mengitari 30 bintang yang berbeda. Tim ESO tidak memberikan penjelasan terinci mengenai bintang-bintang apa yang diorbit oleh ke-32 planet baru itu.

sumber : erabaru.net

Ganggang Bisa Jadi Energi dan Senjata Melawan Perubahan Iklim

Dihimpit fluktuasi kenaikan bahan bakar minyak dunia dan buruknya perubahan iklim, para ahli menggenjot penelitian untuk mencari sumber energi baru yang terbarukan, dan ganggang sudah mulai dianggap sebagai salah satu hasilnya. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan minyak raksasa kelas kakap Exxon Mobil menggelontorkan investasi senilai 600 juta dollar untuk penelitian produksi bahan bakar cair yang dibuat dari ganggang. Saat diwawancarai wartawan New York Times, wakil kepala R&D (peneliti) Exxon, Emil Jacobs mengatakan bahwa perusahaannya telah melakukan penelitian terhadap potensi ganggang untuk sumber bahan bakar selama bertahun-tahun. Menurutnya, dibutuhkan sekitar 10 tahun lagi untuk mengembangkan industri bahan bakar ganggang ini menjadi produksi massal.

Ada yang lebih optimis daripada Jacobs. Direktur peneliti Florida International University di Miami, George Philippidis, mengatakan hal tersebut bisa diwujudkan dalam waktu beberapa tahun saja. Exxon memaparkan bahwa ganggang dapat memproduksi 2000 gallon bahan bakar (7.570 liter) per acre (0.4 hektar) produksi per tahun. Exxon bermitra dengan perusahaan bioteknologi California untuk mengembangkan penelitian ganggang guna mencari jalan yang paling hemat dan efektif untuk mengubah lipid (bahan organik yang mengandung lemak) dari ganggang menjadi bahan bakar, untuk diisi ke mobil, truk dan jet. Satu faktor yang positif juga ialah ganggang menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar. Seperti diketahui, karbon dioksida (CO2) adalah hasil pembakaran bahan bakar fosil yang menyumbang dampak negatif pada perubahan iklim. Jadi, mengembangkan ganggang dalam jumlah besar berarti juga berkontribusi untuk meminimalisasi dampak buruk perubahan iklim tersebut.

Roy Swiger, peneliti molekul genetik dan kepala Institut Peneliti Midwest mengatakan bahwa ganggang sangatlah baik, cepat subur, mudah dikembangkan, berada dimana-mana, telah dianugerahkan alam bagi kita. Namu Swiger juga mengakui bahwa produksi massal ganggang untuk bahan bakar belum siap untuk saat ini. Meskipun mudah untuk menanam ganggang, biaya produksinya masih mencapai 100 dollar untuk menghasilkan satu galon bahan bakar dari ganggang – biaya produksinya masih sangat besar, peneliti harus bekerja lebih keras lagi untuk menemukan cara efektif untuk mengeringkan ganggang, mengekstrak lipid-nya, disinilah energi tersimpan. Swiger menggarisbawahi bahwa tidak sebanding bila orang memerlukan aliran listrik senilai 5 dollar untuk menjalankan mesin pengering ganggang, yang hanya menghasilkan bahan bakar senilai 1 dollar. Bila hasil penelitian kelak akan menemukan teknologi efektif bagi produksi bahan bakar ganggang, Swiger mengatakan mungkin masih 5 tahun lagi untuk menjadikan ongkos produksi sampai mencapai 40 dollar per galon.

Beberapa pebisnis lebih optimis. Paul Woods, kepala Florida-based Algenol Biofuels, mengatakan bahwa perusahaannya akan maju lebih dulu dalam pasar bahan bakar ganggang ini. Dia bahkan telah mematenkan teknologi untuk mengekstrak ethanol dari gangang, tanpa mengeringkannya dahulu. Perusahaan ini kemudian menggandeng Dow Chemical sebagai partner untuk membangun ladang percobaan, yang diharapkan dapat diluncurkan untuk produksi massal pada tahun 2011. Para ahli tidak yakin kalau bahan bakar ganggang bisa menggantikan bahan bakar fosil seluruhnya, namun mereka setuju bahwa ganggang adalah sumber yang baik untuk pakan ternak, industri kimia dan pupuk. Namun mereka senang bahwa semakin banyak para ilmuwan dan perusahaan-perusahaan minyak dunia yang terlibat dalam penelitian ganggang.

sumber : erabaru.net

Kesahihan Teori Big Bang

Alam semesta tidak mungkin statis dengan perhitungan - perhitungan berdasarkan teori relativitas (yang mengantisipasi kesimpulan Friedman dan Lemaitre). Terkejut oleh temuannya, Einstein menambahkan "konstanta kosmologis" pada persamaannya agar muncul "jawaban yang benar", karena para ahli astronomi meyakinkan dia bahwa alam semesta itu statis dan tidak ada cara lain untuk membuat persamaannya sesuai dengan model seperti itu. Beberapa tahun kemudian, Einstein mengakui bahwa konstanta kosmologis ini adalah kesalahan terbesar dalam karirnya. (Pengemuka : Albert Einstein, pada 1915)

Ditemukan perhitungan yang menunjukkan bahwa struktur alam semesta tidaklah statis dan bahwa impuls kecil pun mungkin cukup untuk menyebabkan struktur keseluruhan mengembang atau mengerut menurut Teori Relativitas Einstein. (Pengemuka : Ahli fisika Rusia, Alexandra Friedman, tahun 1922)

Semesta mempunyai permulaan dan bahwa ia mengembang sebagai akibat dari sesuatu yang telah memicunya. Dia juga menyatakan bahwa tingkat radiasi (rate of radiation) dapat digunakan sebagai ukuran akibat (aftermath) dari "sesuatu" itu. (Pengemuka : Astronomer Belgia, George Lemaitre adalah orang pertama yang menyadari apa arti perhitungan Friedman)

Dengan mengembangkan perhitungan George Lemaitre lebih jauh dan menghasilkan gagasan baru mengenai Dentuman Besar. Jika alam semesta terbentuk dalam sebuah ledakan besar yang tiba-tiba, maka harus ada sejumlah tertentu radiasi yang ditinggalkan dari ledakan tersebut. Radiasi ini harus bisa dideteksi, dan lebih jauh, harus sama di seluruh alam semesta. (Pengemuka : George Gamov, tahun 1948)

Bukti-bukti Sains Tahun 1920-an adalah tahun yang penting dalam perkembangan astronomi modern. Pada tahun 1922, ahli fisika Rusia, Alexandra Friedman, menghasilkan perhitungan yang menunjukkan bahwa struktur alam semesta tidaklah statis dan bahwa impuls kecil pun mungkin cukup untuk menyebabkan struktur keseluruhan mengembang atau mengerut menurut Teori Relativitas Einstein.

George Lemaitre adalah orang pertama yang menyadari apa arti perhitungan Friedman. Berdasarkan perhitungan ini dia menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan bahwa ia mengembang sebagai akibat dari sesuatu yang telah memicunya. Dia juga menyatakan bahwa tingkat radiasi (rate of radiation) dapat digunakan sebagai ukuran akibat (aftermath) dari "sesuatu" itu.

Pada tahun 1929 astronomer Amerika, Edwin Hubble, yang bekerja di Observatorium Mount Wilson California ketika mengamati sejumlah bintang melalui teleskop raksasanya menemukan bahwa cahaya bintang-bintang itu bergeser ke arah ujung merah spektrum, dan bahwa pergeseran itu berkaitan langsung dengan jarak bintang-bintang dari bumi. Hubble membuat penemuan penting bahwa bintang-bintang tidak hanya menjauh dari bumi; mereka juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya kesimpulan yang bisa diturunkan dari alam semesta di mana segala sesuatunya saling menjauh adalah bahwa alam semesta dengan konstan "mengembang".

Dalam dua dekade, bukti pengamatan dugaan Gamov diperoleh. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan sebentuk radiasi yang selama ini tidak teramati. Disebut "radiasi latar belakang kosmik", radiasi ini tidak seperti apa pun yang berasal dari seluruh alam semesta karena luar biasa seragam. Radiasi ini tidak dibatasi, juga tidak mempunyai sumber tertentu; alih-alih, radiasi ini tersebar merata di seluruh jagat raya. Segera disadari bahwa radiasi ini adalah gema Dentuman Besar, yang masih menggema balik sejak momen pertama ledakan besar tersebut. Gamov telah mengamati bahwa frekuensi radiasi hampir mempunyai nilai yang sama dengan yang telah diperkirakan oleh para ilmuwan sebelumnya. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.

Pada tahun 1989, George Smoot dan tim NASA-nya meluncurkan sebuah satelit ke luar angkasa. Sebuah instrumen sensitif yang disebut "Cosmic Background Emission Explorer" (COBE) di dalam satelit itu hanya memerlukan delapan menit untuk mendeteksi dan menegaskan tingkat radiasi yang dilaporkan Penzias dan Wilson. Hasil ini secara pasti menunjukkan keberadaan bentuk rapat dan panas sisa dari ledakan yang menghasilkan alam semesta. Kebanyakan ilmuwan mengakui bahwa COBE telah berhasil menangkap sisa-sisa Dentuman Besar.

Ada lagi bukti-bukti yang muncul untuk Dentuman Besar. Salah satunya berhubungan dengan jumlah relatif hidrogen dan helium di alam semesta. Pengamatan menunjukkan bahwa campuran kedua unsur ini di alam semesta sesuai dengan perhitungan teoretis dari apa yang seharusnya tersisa setelah Dentuman Besar. Bukti itu memberikan tusukan lagi ke jantung teori keadaan-stabil karena jika jagat raya sudah ada selamanya dan tidak mempunyai permulaan, semua hidrogennya telah terbakar menjadi helium.

Bantahan atas Teori Alam Statis Alam semesta mengembang dan mengkerut. Penemuan Hubble bahwa alam semesta mengembang memunculkan model lain yang tidak membutuhkan tipuan untuk menghasilkan persamaan sesuai dengan keinginan. Jika alam semesta semakin besar sejalan dengan waktu, mundur ke masa lalu berarti alam semesta semakin kecil; dan jika seseorang bisa mundur cukup jauh, segala sesuatunya akan mengerut dan bertemu pada satu titik.

Kesimpulan yang harus diturunkan dari model ini adalah bahwa pada suatu saat, semua materi di alam semesta ini terpadatkan dalam massa satu titik yang mempunyai "volume nol" karena gaya gravitasinya yang sangat besar. Alam semesta kita muncul dari hasil ledakan massa yang mempunyai volume nol ini. Ledakan ini mendapat sebutan "Dentuman Besar" dan keberadaannya telah berulang-ulang ditegaskan dengan bukti pengamatan.

Alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Ada kebenaran lain yang ditunjukkan Dentuman Besar ini. Untuk mengatakan bahwa sesuatu mempunyai volume nol adalah sama saja dengan mengatakan sesuatu itu "tidak ada". Seluruh alam semesta diciptakan dari "ketidakadaan" ini. Dan lebih jauh, alam semesta mempunyai permulaan, berlawanan dengan pendapat materialisme, yang mengatakan bahwa "alam semesta sudah ada selamanya". Dukungan-Dukungan Dihadapkan pada bukti seperti itu, Dentuman Besar memperoleh persetujuan dunia ilmiah nyaris sepenuhnya. Dalam sebuah artikel edisi Oktober 1994, Scientific American menyatakan bahwa model Dentuman Besar adalah satu-satunya yang dapat menjelaskan pengembangan terus menerus alam semesta dan hasil-hasil pengamatan lainnya. Ahli astrofisika Amerika, Hugh Ross, menyatakan Pencipta jagat raya, yang berada di atas segala dimensi fisik.

Pengakuan Lawan Setelah mempertahankan teori Keadaan-Stabil bersama Fred Hoyle, Dennis Sciama menggambarkan dilema mereka di hadapan bukti Dentuman Besar. Dia berkata bahwa semula dia mendukung Hoyle, namun setelah bukti mulai menumpuk, dia harus mengakui bahwa pertempuran telah usai dan bahwa teori keadaan-stabil harus ditinggalkan.

Saya akan mulai dengan mengakui bahwa penganut ateis Stratonis harus merasa malu dengan konsensus kosmologis dewasa ini. Karena tampaknya para ahli kosmologi menyediakan bukti ilmiah untuk apa yang dianggap St. Thomas tidak terbukti secara filosofis. (Filsuf ateis, Anthony Flew).

Penentang Sebaliknya, gagasan "keberadaan abadi" sesuai dengan pandangan orang Eropa yang berasal dari filsafat materialisme. Filsafat ini, menyatakan bahwa materi adalah satu-satunya yang ada di jagat raya dan jagat raya ada sejak waktu tak terbatas dan akan ada selamanya. Filsafat ini bertahan dalam bentuk-bentuk berbeda selama zaman Romawi, namun pada akhir kekaisaran Romawi dan Abad Pertengahan, materialisme mulai mengalami kemunduran karena pengaruh filsafat gereja Katolik dan Kristen.

Pendukung materialisme Immanuel Kant menyatakan bahwa alam semesta ada selamanya dan bahwa setiap probabilitas, betapapun mustahil, harus dianggap mungkin. Pengikut Kant terus mempertahankan gagasannya tentang alam semesta tanpa batas beserta materialisme. Pada awal abad ke-19, gagasan bahwa alam semesta tidak mempunyai awal- bahwa tidak pernah ada momen ketika jagat raya diciptakan-secara luas diterima. Pandangan ini dibawa ke abad ke-20 melalui karya-karya materialis dialektik seperti Karl Marx dan Friedrich Engels.

Pandangan tentang alam semesta tanpa batas sangat sesuai dengan ateisme. Tidak sulit melihat alasannya. Untuk meyakini bahwa alam semesta mempunyai permulaan, bisa berarti bahwa ia diciptakan dan itu berarti, tentu saja, memerlukan pencipta, yaitu Tuhan. Jauh lebih mudah dan aman untuk menghindari isu ini dengan mengajukan gagasan bahwa "alam semesta ada selamanya", meskipun tidak ada dasar ilmiah sekecil apa pun untuk membuat klaim seperti itu. Dan, yang pasti gagasan tersebut tidak memiliki bukti-bukti sains yang menguatkan.

Sumber : erabaru.net